Entri Populer

Jumat, 15 Oktober 2010

Tegas Tapi Penuh Kelembutan

Tegas berarti sebuah sikap yang tidak membingungkan, tanpa keraguan, tidak plin-plan dan penuh dengan kepastian. Tegas berarti berani menentukan pilihan yang jelas dan siap dengan resiko apapun yang ada di balik pilihan itu. Diantara hitam dan putih, harus dipilih salah satu dan tidak berlama-lama di zona abu-abu. Inilah hidup kawan, yang tidak akan membiarkan siapapun tidak memilih, karena hanya pengecut yang tidak berani tegas. Hanya yang tak berprinsip yang mudah terombang-ambing kesana kemari. Namun tegas tidaklah mudah bagi pribadi yang kerdil. Tegas terasa sulit bagi pribadi yang tidak tertempa dengan masalah dan pengalaman hidup lalu mengambil hikmah dan pelajaran darinya.

Sikap tegas akan mengantarkan Anda kepada sebuah kepastian. Kepastian akan membawa Anda pada kejelasan status. Kejelasan status akan membuat Anda mengalami keadaan, yang Anda inginkan ataupun yang tidak Anda inginkan. Siaplah. Inilah hidup Anda. Andalah yang harus memutuskan. Orang lain hanya “pelengkap”. Mereka tidak akan bertanggung jawab kepada nasib hidup Anda. Karena sejatinya semua yang Anda alami saat ini adalah karena hasil keputusan-keputusan Anda di masa lalu. Begitupun dengan nasib masa depan Anda, baik buruknya sangat tergantung dari kualitas keputusan yang Anda ambil saat ini. Tegaslah, sebab hidup berarti memilih.

Ketegasan akan menghemat waktu dan tenaga agar tidak terbuang percuma. Ketegasan akan segera menyelesaikan masalah-masalah Anda. Sebaliknya, keragu-raguan akan membuang habis sumber daya yang Anda miliki, membuat masalah yang Anda alami semakin “runyam” bak benang kusut. Akhirnya, sikap Anda yang peragu akan mengantarkan pada semakin rumitnya masalah, meskipun pada awalnya masalah itu sangat simpel untuk dipecahkan.


Seperti apakah sikap tegas itu? Apakah orang yang tegas itu adalah yang berbicara dengan suara keras, menggebu-gebu penuh semangat. Tidak! Betapa banyak orang yang bicaranya lantang tapi sikapnya penuh keraguan. Dalam bahasa jawa sering dikatakan, “Ora sembodo karo omongane” (tidak sepadan dengan kata-katanya). Tegas itu bukan pada kerasnya kata-kata tapi pada tegasnya prinsip diri. Tegas tak perlu dipromosikan dengan kata yang terangkai indah bak puisi, tapi cukup ditunjukkan dengan pribadi yang senantiasa memutuskan. Sebuah keputusan tegas bukan berarti terburu-buru, tapi dipertimbangkan dengan cermat dalam waktu yang singkat.

Lalu, perlukan ketegasan itu dilaksanakan dengan gaya militer? Kaku, tanpa kompromi, dan prosedural? Tentu saja tidak. Selalu ada ruang fleksibilitas yang tidak mengganggu. Kelenturan dan toleransi yang masih dalam batasan wilayah ketegasan. Manusia bukan robot yang tidak memiliki perasaan. Manusia punya hati dan perasaan yang perlu dihargai. Maka tak perlu menyampaikan ketegasan dengan emosi, kata-kata kasar, instruksi yang berlebihan, atau nada bicara yang melebihi kebutuhan pendengar. Sebab semua itu hanyalah sebuah kebodohan yang akan membuat kita semakin tidak dihargai. Bagaimana mungkin kita ingin dihargai jika kita tidak mampu menghargai orang lain?

Namun, ketegasan sikap akan semakin mantap jika disampaikan dengan kesantunan budi. Pilihan disampaikan dengan kelembutan tapi penuh “power” dari dalam prinsip diri yang tegas. Ingat, ketegasan adalah sikap diri, bukan bicara yang seolah tegas tapi rapuh pada prinsip. Kelemah lembutan juga bukan berarti mengalah. Tapi memiliki pengendalian diri yang kuat. Sikap seperti inilah yang akan membuat pribadi kita menawan. Orang menghormati kita karena ketegasan sikap diimbangi dengan sikap yang lemah lembut dan budi pekerti yang baik. Bukankah salah satu tanda kedewasaan seseorang itu ada pada sikapnya yang tidak emosional dan reaksional? Seluruh masalah akan dihadapi dengan mempertimbangkan posisi dirinya dan orang lain. Tentu saja tetap dengan ketegasan sikap.

Tegaslah agar masalah tidak semakin pelik. Namun lemah lembutlah sebab itu cerminan kualitas diri yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekan, silahkan berkomentar di blog Zali Jauhari.