Entri Populer

Kamis, 30 Juni 2011

Leader, Jangan Mengeluh!

“Mengeluh di kala bencana, itulah bencana yang sesungguhnya.”

Selamat Pagi! Rekan-rekan Pemuda di seluruh Indonesia. Bagaimana kabar Anda? Semoga Tuhan senantiasa memberikan kekuatan agar idealisme dan semangat kita terjaga. Tanpa kedua hal itu jangan sebut diri kita pemuda. Sebab dua hal itu (idealisme dan semangat) adalah modal penting untuk perubahan dan bekal kita untuk menjadi Leader-leader terbaik di masa depan.

Pagi ini Saya ingin mengajak rekan-rekan untuk menyelami salah satu sifat dan sikap berbahaya yang saat ini menjangkiti Indonesia. Sifat dan Sikap berbahaya itu adalah Mengeluh. Mengeluh berarti menyalahkan kondisi diri dan lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginannya. Saat ini, dalam pengamatan subyektif Saya mengeluh ini seolah sudah menjadi bagian dari karakter bangsa. Mulai dari Presiden SBY yang mengeluhkan gajinya belum juga naik. Menteri yang mengeluhkan kinerjanya yang belum baik. Ada TKI dipancung di Arab tanpa pemberitahuan, tapi tidak ada yang secara gentle mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada rakyat. Atau kepala-kepala daerah yang mengeluhkan pengelolaan daerahnya. Terlebih rakyat kecil yang selalu mengeluhkan kondisinya yang juga belum sejahtera.

Mengeluh, sikap mental kerdil

Mengeluh adalah bukti sikap mental yang belum baik. Mengeluh merupakan tanda kerdilnya jiwa. Tolok ukurnya tindakan orang lain, bukan dirinya. Ketika terjadi problema, orang yang sering mengeluh terlebih dahulu melihat sikap orang lain baru setelah itu kalo ingat mengkoreksi dirinya. Keluhan, adalah tanda begitu labilnya seseorang yang tidak mampu berpegang pada tali pertolongan Tuhan. Seolah ia menghadapi semua masalah sendirian. Seolah orang lainlah yang patut disalahkan. Seolah bukan karena tindakan-tindakan salahnya di masa lalu, hingga ia sekarang menderita.

Mengeluh sangat berbahaya jika dimiliki oleh sosok Leader. Sebab pemimpin adalah teladan. Pemimpin seyogyanya bisa menjadi sumber pusaran semangat orang-orang yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya tidak mampu lagi memberi teladan, lalu bagaimana Ia berharap memiliki wibawa di depan bawahannya. Jika presidennya saja selalu mengeluh, bagaimana rakyatnya tidak mengeluhkan presidennya? Sayangnya, kita semua adalah pemimpin. Pemimpin bagi rakyat, pemimpin dalam keluarga, pemimpin terhadap anak, bahkan pemimpin bagi dirinya sendiri. Jika sudah demikian, layakkah kita mengeluh?

Mengeluh tidak menyelesaikan masalah

Rekan, mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, keluhan akan membuat masalah semakin rumit. Ah, memang manusia itu diciptakan oleh Tuhan dalam kondisi yang berkeluh kesah. Kalau kaya, manusia akan mengeluh mengapa kekayaannya hanya sekian dan sekian. Apalagi kalau miskin, keluhannya semakin hebat sebab ia merasa telah berusaha dan berdoa kepada Tuhan siang dan malam. Tapi Tuhan belum juga membuatnya sejahtera (menurutnya). Ia mulai membandingkan dengan kondisi orang-orang di sekitarnya yang memiliki kemewahan lebih darinya. Padahal Tuhan punya caranya sendiri mengangkat derajat hambaNya. Jika kita dekat denganNya dan menjadi orang yang dicintaiNya, pasti Tuhan tidak akan membiarkan kita menderita. Mana mungkin kita dibiarkan menderita sedangkan kita senantiasa mendekat padaNya. Selama ini Tuhan tidak juga memberikan pertolonganNya, sebab kita masih sering mengeluhkan ini dan itu. Merasa kurang terus dengan semua yang telah diberikan Tuhan pada kita.

Jika kondisi kita saat ini belum baik (menurut kita), jangan mengeluh. Jangan salahkan siapapun. Jangan kita salahkan presiden dan pemerintah. Jangan dulu salahkan anggota DPR yang dulu mati-matian kita pilih dan sekarang melupakan kita. Salahkan dulu diri kita. Evaluasi dulu sikap dan tindakan kita. Ingat, saat ini kondisi Indonesia sedang kacau. Kita sedang ditimpa bencana dimana-mana. Bencana itu bukan sekedar longsor, gunung meletus, banjir, gempa, tsunami, dll. Kita sedang menghadapi bencana yang lebih dahsyat: Bencana Mental. Secara mental bangsa ini sedang sakit. Mengeluh di kala bencana, itulah bencana yang sesungguhnya. Apalagi jika kita menjadi pemimpin lembaga/organisasi, maka HARAM bagi kita mengeluh di depan publik. Seorang Leader hanya boleh mengeluh kepada Tuhan saja.

Cintai Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekan, silahkan berkomentar di blog Zali Jauhari.