Entri Populer

Rabu, 29 Juni 2011

Kepada Pemuda, Lihatlah Indonesia Telah Bangkrut!

Selamat Pagi! Rekan-rekan di seluruh Indonesia. Rekan Pemuda dan Rekan Seperjuangan yang Saya banggakan.

Indonesia, sebuah negara besar yang semakin terpuruk. Bukan tanpa sebab. Bukan karena kita miskin, bukan karena laut-laut kita telah kosong. Bukan karena bumi kita telah habis mineralnya. Bukan karena kita bodoh. Sesungguhnya segala bentuk kesulitan yang kita rasakan di negeri ini, distribusi pendapatan yang tidak merata, kesenjangan dan segala derita lain itu berpangkal pada satu sebab asasi: Pemimpin.

Ada yang salah dengan Pemimpin di negeri ini. Hingga negara yang begitu besarnya tidak lagi punya harga diri di regional, apalagi internasional. Tidak berlebihan jika Saya katakan Indonesia diambang kebangkrutannya. Di negeri ini yang kata Guru Saya sejak masa sekolah lalu adalah negeri dengan sistem demokrasi pancasila. Sistem demokrasi pancasila itu diklaim menjadi sistem terbaik untuk mengatur Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat. Ternyata sudah sekian lama Indonesia merdeka, kita masih miskin! Amburadul! Indonesia telah berkali-kali salah memilih pemimpin. Apanya yang reformasi, apanya yang perubahan, Indonesia semakin hari semakin bangkrut bung!

Reformasi '98
Pemimpin-pemimpin di negeri ini telah sakit! Berkali-kali kita memilih Presiden dan DPR. Hasilnya?? bah!! rakyat masih sengsara bung! masih banyak saudara-saudara kita di kolong jembatan yang tidak berpakaian, yang mengais sampah untuk makan, yang rela ber"intifadhah" dengan saudaranya sekedar mempertahankan lahan, agar mereka bertahan hidup. Ternyata reformasi telah gagal total. Pendapat Saya subyektif. Saya bukan pakar ini dan itu yang mampu menghasilkan data survey yang akurat. Tapi hati bisa merasa bung, rakyat masih menderita... air mata masih saja mengalir tiada henti di pangkuan ibu pertiwi. Itulah mengapa Saya katakan reformasi '98 telah gagal. Kita hanya mampu menggulingkan Soeharto dan belum siap dengan Penggantinya yang lebih baik.

Oknum DPR tidur
Kita telah salah bung. Sadarlah, kita telah dikadali dalam pilpres, pileg, pilgub, dan pilkada-pilkada itu. Kita hanya dijadikan nafsu segelintir elit politis yang haus kekuasaan itu. Lihatlah dengan mata kepala kalian sendiri! Apa yang mereka lakukan setelah terpilih menjadi pemimpin. Mereka menghilang bung. Sekali lagi, mereka tidak peduli dengan kita. Kita masih harus memperjuangkan penghidupan dan kehidupan kita sendiri bung. Rekan, kita semua telah ditipu oleh sistem perpolitikan di negeri ini. 

Kita harus belajar bung, jangan lagi memilih pemimpin busuk. Jangan lagi tergiur dengan sepuluh dua puluh ribu yang mau membeli suara kita. Jangan mau menerima sogokan suara dari para munafikin itu. Sebab kalau mereka terpilih nanti, mereka akan menjadi penjahat yang mengkorupsi uang rakyat. Kalau kita memang masih menerima uang sogokan suara itu pada pamilu, berarti kita tidak berbeda dengan mereka bung. Busuk, munafik! Bah! 

Adakah yang masih peduli? Adakah Pemimpin, Anggota DPR, Parpol yang peduli dengan nasib kita bung. Jawabnya ada, tapi jumlah mereka sedikit. Mereka masih menjadi bola yang ditendang kesana kemari oleh sang mayoritas penjahat berdasi. Sebab parlemen masih dikuasi oleh politisi busuk. Tugas kitalah untuk membantu mereka yang sedikit itu bung. Jangan hanya berkomentar dan hanya sekedar Omong Tok! Kita harus BERKONTRIBUSI melakukan yang terbaik demi Indonesia. Sekali lagi demi Indonesia, bukan demi Suku, Ras, atau Kelompok Anda. Salam Revolusi!

Cintai Indonesia. <Gemas, menjelang Pilkada Pati>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekan, silahkan berkomentar di blog Zali Jauhari.