Entri Populer

Minggu, 26 Juni 2011

Berubahlah, Berkembanglah!

"Dan ketika Kita tak ingin hilang dari peredaran. Maka berubahlah, berkembanglah."

Sekolah itu untuk belajar, dan belajar itu tak harus hanya dari sekolah. Dunia terbentang luas, siap untuk dijelajahi. Suatu saat proses bersekolah akan berakhir, tapi yang namanya belajar tidak boleh berhenti sampai di situ. Sebab Anda masih hidup dan dunia masih berputar. Selama itu pula, perubahan sedang dan terus akan terjadi. Yang Muda menjadi Tua. Yang miskin bisa menjadi kaya dan yang kaya berpeluang menjadi miskin. Yang sukses bisa terjatuh terjerembab, yang gagal bisa bangkit dari keterpurukan. Sebab dunia berputar, masa berganti. Drama di panggung dunia ini bisa menjadi apa saja tergantung Sang Sutradara mengatur. Dengan kehendakNya yang pasti terjadi. Dengan "Kun" maka Jadilah. Tak perlu waktu untuk "Kun fa Yakun". Semua bisa terjadi begitu saja.

Dua puluh tahun yang lalu tidak seperti sekarang. Dan dua puluh tahun yang akan datang tidak akan sama seperti sekarang. Tantangan hidup saat ini tidak seperti sebagaimana yang dialami oleh orang tua dan para pendahulu kita. Semua telah berubah. Dulu orang tua masih bisa hidup hanya dengan mengandalkan cangkul dan ototnya. Masih bisa makan sebab segala sesuatu untuk makan masih bisa dicukupi dari sawah dan kebun milik sendiri. Dulu orang bahkan tidak sekolah. Warisan dari orang tua juga masih banyak.

Sekarang berbeda! Kita harus mati-matian mencari sesuap nasi. Ketika sawah dan ladang tak mampu lagi menghasilkan. Ketika tengkulak telah menjadi orang yang lebih diuntungkan, dan ketika tanah tergadai demi pendidikan anak. Dulu, swasembada pangan, sekarang pangan mahal. Dulu tidak sekolah tidak mengapa, sekarang pendidikan wajib 9 tahun. Bahkan 9 tahun tidak cukup. Bagaimana tidak, ijazah S1 saja seolah belum cukup untuk memenangkan sebuah lamaran pekerjaan. Apalagi warisan, sudah habis dibagi dari generasi ke generasi.

Semua standart kehidupan terdahulu yang dimiliki orang-orang terdahulu kebanyakan tidak berlaku lagi, kecuali yang berlaku universal. Semuanya telah usang, kecuali nilai-nilai eternity dari hikmah kehidupan. Kita hidup di jaman yang perkembangannya cepat. Informasi tak ada lagi sekat. Dengan satu tombol kita bisa terhubung dengan rekan kita dibelahan bumi manapun. Tidak seperti jaman orang tua kita dulu yang mau memberikan kabar saja harus mengirim telegram. Sangaaat lambaaat...! Orang tua kita saat ini mungkin tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. Mereka mungkin tidak faham apa itu internet, fesbuk, chatting, dll. Sebab mereka tidak mampu mengikuti perkembangan kehidupan yang begitu cepat. Mereka mencukupkan dengan standart hidupnya sendiri, dengan pengetahuannya sendiri. Akhirnya mereka "tersisih" secara otomatis. Lalu, begaimana dengan kita, dua puluh tahun lagi? Jika kita tidak mampu mengikuti perkembangan jaman, dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai eternity dan hikmah hidup, kita pun akan "tersisih" oleh generasi berikutnya.

Tantangan semakin hari semakin beragam. Kehidupan mendatang bisa menjadi lebih sulit dari masa kini. Jika kita tidak mampu berubah dan berkembang, kita akan kalah! Kita akan tergusur! Dan akhirnya nilai kita menjadi begitu kecil. Belajar tidak boleh berhenti sampai kapanpun. Tidak boleh berhenti karena studi di sekolah/universitas telah usai, juga tidak boleh terhalang oleh uban yang mulai muncul. Belajar, berubah, berkembanglah hingga nafas telah terhenti dan kita tak butuh lagi belajar di alam kubur. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekan, silahkan berkomentar di blog Zali Jauhari.