Entri Populer

Rabu, 12 Oktober 2011

Bersabarlah, dan Nikmati Perjalanan!

"Maka bersabarlah, sesungguhnya Pohon sabar itu memang pahit tapi buahnya selalu manis."

Selamat pagi rekan2 sekalian. Bagaimana kabar? Marilah kita syukuri hidup kita agar kita menjadi pribadi yang berkecukupan.

Rekan, hidup selalu memiliki aneka ragam liku. Beberapa waktu yang lalu Saya diundang sebagai pembicara di salah satu acara mahasiswa FKIP Universitas Negeri Bengkulu (Unib). Dalam perjalanan dari bandara Fatmawati menuju Danau Mas Harun Bestari Curup. Saya ditunjukkan jalur darat yang bernama "Liku Sembilan", begitu kata salah seorang mahasiswa yang menjadi "guide". Saya jadi berfikir, mungkin seperti itulah kisah jalan hidup manusia. Belok kiri, belok kanan, naik dan turun silih berganti. Terkadang senang, terkadang sedih. Terkadang ramai terkadang sepi. Terkadang berjalan dan berlari begitu cepat, terkadang juga harus berhenti dari perjalanan dan menikmati perjalanan.

Dan tidak hanya berfikir, dalam perjalanan itu Saya juga sedikit merenung. Seandainya manusia tidak mau bersabar, mungkin manusia tidak akan pernah tenang hidupnya. Segalanya pingin yang instan. Doanya harus terkabul saat itu juga. Kalau bisa, mungkin tidak usah ada yang namanya proses. Seperti Tuhan yang bertitah "Kun!" Jadilah maka jadilah. Seandainya saja manusia itu tahu bahwa ada masa antara impian yang menjadi realita. Ada doa yang tidak selamanya harus segera terwujud, sebab Tuhan lebih tahu kondisi dan kebutuhan diri manusia. Bahkan manusia tidak mungkin bisa mewujudkan segala mimpi, cita, dan harapannya tanpa campur tangan Tuhan.

Tuhan selalu menyuruh manusia untuk bekerja. Berusaha mengubah kondisi hidupnya sendiri, sebelum memasrahkannya kepada Tuhan. Bekerja adalah proses mewujudkan mimpi menjadi realita. Bekerjalah dengan penuh kesabaran dan nikmatilah segala proses yang ada. Sebab kalau kita sudah tidak lagi mampu menikmati proses, lantas apa lagi yang sanggup kita nikmati? Kalau kita tidak mampu bersabar dalam perjalanan, pastilah perjalanan kita menjadi sangat membosankan. Umpamakanlah perjalanan hidup kita, perjalanan karir kerja kita itu seperti mengendarai sebuah mobil. Bukankah jalan yang lurus itu ada kalanya membosankan? Atau bisa jadi jalan yang lurus-lurus saja tanpa hambatan itu membuat kita mengantuk dan kita lengah. Bukankah serunya mengendarai mobil itu justru ketika jalan yang kita pilih tidak hanya lurus tapi juga kadang berkelok, kadang kita melewati pemandangan yang indah seperti barisan pegunungan di sisi kiri atau kanan kita. Bukankah lebih nikmat mengendari mobil dengan melewati track yang menantang? Dan bukankah kita akan tersenyum senang ketika kita sudah berhasil melewati tantangan itu dan berkata,"Akhirnya Aku mampu melewatinya!"

Tidak ada pilihan lain. Kita telah terlanjur hidup. Dan kita harus berjuang dengan hidup kita. Kita sendiri yang bertanggung jawab terhadap hidup kita. Bukan orang lain.

Setiap pilihan kita saat ini ibarat pilihan batu bata kecil yang akan kita susun satu per satu menjadi rumah impian kita kelak. Waktu terus bergulir dan pasti suatu saat kita akan sampai pada akhir perjalanan hidup kita. Sabar menjadi satu kata kunci dan pilar hidup bahagia. Ketika kita bersabar, saat itulah kita akan mampu mengingat kembali satu per satu nikmat yang telah Tuhan titipkan untuk kita. Ketika kita mampu bersabar, saat itulah kita mampu untuk menikmati keindahan dan kejadian dalam perjalanan hidup kita. Dan dengan bersabar, kita akan mampu untuk menatap masa depan dengan jernih. Dan pada akhirnya kita akan menjadi pemenang yang sejati di akhir perjalanan kita nantinya.

Maka bersabarlah, sesungguhnya Pohon sabar itu memang pahit tapi buahnya selalu manis.

Salam,

Zali Jauhari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rekan, silahkan berkomentar di blog Zali Jauhari.